RANGKUMAN MATERI PELAJARAN AGAMA KATOLIK KELAS IX SEMESTER GANJIL

Bab 1: Allah Berkehendak Menyelamatkan Semua Orang


Arti Keselamatan

            Kata “Keselamatan” berasal dari bahasa Yunani yaitu sozo yang artinya menyelamtkan, membebaskan, mengawetkan, melestarikan, menyembuhkan. Keselamatan bagi manusia berarti “menyembuhkan dari kematian atau mempertahankan hidup.” (Barclay M. Newman Jr, Kamus Yanani – Indonesia (Bpk Gunung Mulia, Jakarta, 1991) 167.)

Keselamatan dalam Kitab Suci

            Keselamatan dalam kitab suci mengandung arti luas, bahkan Paulus mengungkapkan kasih. Salah satu kerinduan setiap manusia yang paling dalam adalah memperoleh keselamatan dalam hidupnya. Bagi orang beriman, kerinduan untuk keselamatan berdasarkan iman akan Allah sebagai sumber keselamatan yang pertama dan utama. Keselamatan berada didiri Yesus.  Menurut Paulus:”Sebab kasih karunia, kamu diselamatkan oleh iman; itu bukan hasil usahamu, tetapi pemberian Allah, itu bukan hasil pekerjaanmu, jangan ada orang yang memegahkan diri. (Ef. 2:8-9).
            Tanda kasih Allah adalah keselamatan dalam diri Yesus itu lebar, panjang, dalam dan tingginya lebih dari apapun jua di dunia ini (Ef. 3:18). Keselamatan mengandung 4 arti penting, yaitu   :
1.       Diselamatkan dari dosa &  perbudakan. (Roma 10:1 dan Kisah Para Rasul 7:25)
2.      Diselematkan dari kehancuran & penghinaan. (Ibrani 10:1)
3.      Diselamatkan dari tubuh yang menderita atau sakit (Kisah Para Rasul 3:6, 4:10)
4.      Diselamatkan dari segala kutuk dan maut, serta diselamatkan sampai dengan akhirnya. (Roma 13:11)
Orang percaya yang sudah menerima Kristus telah, sedang dan akan diselamatkan. Bagi yang belum menerima keselamatan, terimalah Yesus sebagai Juruselamat dan Tuhan. Bagi yang belum menerima keselamatan dalam arti sesungguhnya maka mintalah, beriman dan bersyukurlah. Kerinduan Allah untuk menyelamatkan semua oran yang telah ditunjukan sejak dulu kala, melalui berbagai cara dan kesempatan.
Beberapa contoh dalam Kitab Suci yang menunjukan bahwa Allah menyelamatkan manusia adalah            :
a)     Allah menyelamatkan manusia dengan menciptakan segala sesuatu
Contohnya adalah Allah mencipatakan tempat yang  istimewa bagi manusia seperti yang terdapat dalam Kej. 1-2)
b)     Allah menyelamatkan manusia dalam perjalanan hidupnya
Contohnya adalah ketika Allah memanggi Abraham(Kel 12:1-9), memberikannya keturunan ( Kej 18:1-15) dan tidak membiarkan umat-Nya kelaparan melalui Yusuf ( Kej 37-50), membebaskan umat-Nya melalui Musa,dll.
c)      Allah menyelamatkan manusia dengan menghadirkan sesama
Contohnya Allah menhadirkan oran tua, saudara, guru-guru, teman-teman, perawat, dokter, masyarakat,dsb bagi kita.
            Kehendak Allah untuk membuat manusia bahagia dan selamat tidak terputuskan oleh apapun dan semua dilakukan Allah tanpa pamrih.

Tanda Keselamatan Allah

            Tanda keselamatan Allah yang paling nyata dan agung adalah kehadiran Yesus Kristus . Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya pada-Nya beroleh hidup yang kekal (Yoh 3:16). Oleh karana itu, Santo Paulus mengatakan, ”Barang siapa mengenal Yesus, ia mengenal Allah sendiri” (Kol 1:19). Kehadiran Yesus menjadi penggenapan rencana keselamatan Allah bagi manusia.
            Sama halnya dengan Yesus, kita juga dapat menjadi tanda keselamatan Allah bagi sesama kita. Kesediaan kita untuk menolong orang lain tanpa pandang bulu, mengasihi tanpa terkecuali, dapat menjadi tanda syukur kita akan keselamatan yang dianugerahkan Allah kepada kita.
            Ada berebagai sarana bagi manusia untuk menghayati Allah sebagai sumber keselamatan, salah satunya dengan Sakramen Ekaristi karena dengan mengikutinya, kita disatukan dan diselamatkan oleh Tuhan Yesus. Selain itu, Allah sebagai sumber keselamatan sejati, dapat dijumpai dan dirasakan melalui doa dan Kitab Suci.
            Karya keselamatan Allah pada manusia tetap berlangsung hingga sekarang dan sampai akhir zaman. Oleh karena itu, kita selayaknya menanggapi dengan berbuat kasih pada sesama sehingga dapat menjadi saran keselamatan Allah bagi orang lain di hidup kita.
Tanda cinta kasih bagi keselamatan manusia
·         Alam semesta yang luas dan indah
·         Orang-orang di sekitar kita yang memiliki niat baik dan mau bekerja sama dalam membangun dunia atau menjadi sarana keselamatan bagi orang lain
Allah adalah sumber keselamatan bagi manusia dalam peristiwa hidup sehari-hari

·         Allah sumber keselamatan, maka setiap orang harus menampilkan kehadiran Allah yang tidak kelihatan, seperti Yesus yang telah menghadirkan wajah Allah yang tidak kelihatan.
·         Kitapun juga harus menjadi perwujudan kehendak Allah untuk menyelamatkan manusia dalam perisriwa hidup sehari-haru , seperti: mencerdaskan kehidupan bangsa, memberi lapangan pekerjaan pada sesama, menolong sesama yang sakit tanpa memandang agama, suku dan ras.
Tahap Wahyu Allah yang Penuh
·         Tahap wahyu Allah yang penuh ada dalam Sabda-Nya yang telah menjadi daging, yaitu Kristus, pengantara dan kepenuhan Wahyu.
·         Sebagai Putra Tunggal Allah yang menjadi manusia, Dia adalah sabda yang sempurna dan definitif dari Bapa. Dengan pengutusan Putra dan penganugerahan Roh Kudus telah lengkap secara penuh, namun maknanya yang lengkap dan dipahami oleh iman Gereja secara bertahap dan berabad-abad.


Bab 2        : Beragama dan Beriman sebagai Tanggapan atas Kehendak Allah     

    
Dalam kebaikan dan kebijaksanaan-Nya. Allah berkenan mewahyukan diri-Nya dan memaklumkan rahasia kehendak-Nya; berkat rahasia itu manusia dapat menghadap Bapa melalui Kristus, Sabda yang menjadi daging, dalam Roh Kudus, dan ikut sera dalam kodrat ilahi (DV 2)

Unsur Hakaki dari Agama adalah Wahyu dan Iman

Wahyu adalah pernyataan diri Allah terhadap manusia  (Allah menyatakan diri-Nya kepada manusia). Unsur dari wahyu adalah mengenalkan/memperkenalkan, menunjukan, menghadirkan Diri dan kehendak-Nya (datang, mendekat/melawat, mendekatai, menyapa, menolong).
Harapan dengan wahyu agar manusia dapat mengenal/mengetahui Tuhannya, mengakui dan menerima Tuhannya, dan mencintai-Nya dengan penuh berserah diri kepada-Nya. Iman adalah tanggapan manusia terhadap perwahyuan diri Allah. Penyerahan diri secara total kepada Allah dan kehendak-Nya. (Lih. Kejadian 22:15-19, Ayub 1: 20-22; Lukas 1 : 30-38).
Yang memiliki unsur dari wahyun dan iman, tidak hanya dihayati secara personal tetapi juga secara kolektif (Kebersamaan sebagai umat/jemaat, sehingga agama yang lembaga ini membutuhkan ungkapan-ungkapan yang obyektif seperti : Hidup mengumat (jemaat), Ibadah (ritual keagamaan), Ajara, Pelayanan kemasyarakatan.
Hidup manusia dalam beragam selalu bersifat dianamis, maksudnya manusia dapat bergerak semakin mengerti, memahami, menghayati dan mengaplikasikan ajaran imannya dalam kehidupan sehari-hari dan berkembang menuju perbaikan diri (Pertobatan). Demikian juga manusia bergerak menjawab tuntutan dan perkembangan jaman, orientasi hidupnya semakin luas/universal dalam misi keselamatan Tuhan.
Menurut Thomas Aguinas (Teolog abad 13) agama berarti “Keterarahan manusia kepada Allah secara benar.”

Pandangan Umum tentang Agama

            Agama adalah sesuatu yang melekat dalam diri seseoran, berupaungkapan dan  perwujudan keyakinan pribadi yang menuntun seseorang pada keselamatan kini dan nanti di akhirat. Dari dulu manusia sudah menyadari bahwa Allah merupakan sumber kepercayan kepada Allah yang menyelamatkan itu. Ungkapan kepercayaan yang dibuat manusia misalnya dalam bentuk ritual-ritual atau upacara-upacara keagamaan/kepercayaan.
            Di Indonesia terdapat berbagai agama yang dapat dipakai sebagai sarana untuk menanggapi kasih Allah yang menyelamatkan. Agama-agama yang diakui Indonesia adalah: Islam, Kristen, Katolik, Hindu, Budha, kepercayaan (agama asli).
            Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, agama didefinisikan sebagai ajaran/ sistem yang mengatur tata (keimanan) dan peribadatan kepada Tuhan Yang Maha Esa serta kaidah yang mengatur hubungan manusia dengan sesama manusia serta lingkungannya. Dalam Glossary Katekismus Gereja Katolik dikatakan bahwa agama adalah setu perangkat kepercayaan dan tindakan yang diikuti oleh mereka yang berkomitmen untuk melayani dan menyembah Allah. Jadi, secara singkat dapat disimpulkan bahwa agama merupakan satu perangkat kepercayaan yang mengatur hubungan manusia dengan Allah dan manusia dengan sesamanya serta lingkungannya, melalui doa, ritual atau lituri dan ajaran moral.
            Berikut ini merupakan alasan/motivasi yang muncul saat manusia menganut suatu agama   :
·         Mencari perlindungan (rasa aman) bagi hidupnya
·         Menemukan jawaban atas persoalan hidup
·         Menemukan arti/makna hidup
·         Sebagai pedoman dalam menentukan tindakan yang baik
·         Memuaskan kerinduan akan masa depan yang lebih baik
Agama menjadi sarana bagi manusia untuk mengenal dan membangun relasi yang akrab dengan Tuhan Yang  Maha Esa dan juga dengan sesama manusia beserta lingkungannya.  Namun, tidak semua orang mampu menghayati hidup beragama secara benar. Beberapa penghayatan yang tidak benar    :
·         Menjalani hidup beragama hanya sebatas hal-hal lahiriah
·         Beragama KTP (beragama dirasa cukup jika mencantumkan identitas agama yang dianut dalam KTP)
·         Beragama hanya menjalankan perintah-perintah dari pemimpin agam saja
·         Menyalahgunakan untuk pentingan diri-sendiri atau kelompoknya
·         Menjadikan agama untuk kepentingan politis, dsb.

Tujuan manusia beragama

·         Menemukan rasa aman ketika menghadapi kesulitan di dalam hidup
·         Untuk memperoleh arti hidup
·         Untuk pedoman dalam menentukan tindakan yang baik
Penghayati nilai-nilai hidup beragama yang tidak benar akan menimbulkan sikap munafik, fanatisme sempit dan munculnya berbagai bentuk tindakan manusia yang tidak baik ,misalnya pelanggaran-pelanggaran hukum, pelanggaran HAM, pelanggaran kemanusiaan, korupsi, dsb.
Beragama yang benar harus didasarkan pada dorongan dari salam untuk mencari kebenaran. Beragama harus dengan motivasi untuk membangun hubungan yang semakin menadalam dengan Tuhan dan sesamanya.
Bergama yang benar, tidak cukup hanya menjalankan ajaran agama sebatas mengikuti aturan-aturan dalam aamanya untuk menghindari hukuman (dosa) dan memperoleh pahala.
Pandangan Gereja Tentang Beragama (Berdasarkan Nostra Aetate art. 1)

Gereja melihat adanya kemajuan dalam relasi manusia dalam berbagai bangsa, dalam membangun relasi dan kerja sama itu, Gereja harus mempertimbangkan bahwa tujuannya adaah cinta kasih antar umat manusia makin berkembang dan dilandasi oleh nilai-nilai universal yang terdapat pada semua bangsa dan semua agama.
Berdasarkan Nostra Aetate art. 1 tersebut, beragama yang benar adalah sebagai berikut :
·         Tidak bersikap formalistis dalam beragama, artinya kita jangan hanya sebatas memenuhi tuntutan/kewjiban semata, apalagi hanya sekedar ingin dilihat dan nilai baik orang lain.
·         Benar-benar mendalami ajaran agama kita, sehingga kita tidak jatuh pada pemahaman yang dangkal dan setengah-setengah.
·         Bersikap kritis dalam menyikapi pandangan agama sendiri maupun agama orang lain, dengan mengutamakan kehendak Allah sebagai ukuran kebenaran.
Tuhan Yesus pun menghendaki agar menusia menghayati hidup keagamaannya secara benar. Berhadapan dengan orang yang tidak benar dalam menghayati hidup beragama, Yesus akan selalu mengkritiknya.
Agama harus dipahami, dihayati dan dilaksanakan, karena agama penting. Agama pentin karena membawa kita pada persahabatan dengan Allah sekarang dan selamanya, dan tiada lain yan lebih penting daripada hal ini.
Apa gunanya seseorang memperoleh seluruh dunia tetapi kehilangan nyawanya? (Mat. 16:261)
Kamu akan mengetahui kebenaran, dan kebenaran itu akan memerdekakan kamu. ( Yoh. 8:32)


Bab 3 : Beriman Kristiani

Menjadi Katolik
Menjadi katolik artinya menerima dengan iman, wahyu Tuhan dan undangan dalam persatuan dengan-Nya. Sebagai murid Kristus, kita tidak hanya mengikuti sebuah buku, tetapi Seorang Pribadi  Yesus Kristus sendiri, itulah sebabanya kita disebut sebagai “Christ-ian” atau Kristiani/Kristen. Pribadi yang kita ikuti dan kita jadikan pusat dalam hidup kita ini, adalah Pribadi yang mengasihi kita. Karena kasih-Nya yang sempurna inilah, Kristus ingin terus tinggal di tengah kita dan bersekutu/bersatu dengan kita. Sebab kasih selalu menginginkan kebersamaan. Kristus menghendaki kebersamaan dan persekutuan antara kita dengan Dia, atas dasar kasih dan kebenaran, sebab Ia Allah yang adalah Sang Kasih (1 Yoh 4:8) dan Kebenaran (Yoh 14:6). Maka menjadi Katolik adalah menjadi seorang Kristiani sebab seorang Kristiani sudah seharusnya menerima segala yang diwahyukan Allah di dalam Kristus.
Iman
Iman menurut Konsili Vatikan II, Katekismus, dan pengajaran Paus Yohanes Paulus II adalah iman yang terdiri dari dua unsur, yaitu :
1.       Unsur pribadi, yaitu percaya kepada Allah, akan segala kasih dan kebijaksanaan-Nya, sehingga kita mau menyerahkan diri kita tanpa syarat kepada-Nya.
2.      Unsur obyektif, yaitu kita percaya akan isi wahyu yang diberikan Tuhan, memegangnya sebagai sesuatu yang ilahi.
Dengan demikian, iman dapat digambarkan dengan perkataan ini: Kalau Tuhan yang saya percayai sebagai Pribadi yang baik, penug cinta kasih dan bijaksana, telah mewahyukan sesuatu kepada saya, maka atas hormat dan kasih kepada-Nya, saya mau menerima apa yang diwahyukan-Nya itu.
Saat kita percaya dan menerima, mengakui Dia sebagai Tuhan dan Juru Selamat, maka saat itu juga pemeteraian oleh Tuhan Yesus dan sekaligus yang diartikan sebagai Baptisan Roh terjadi atas kita terjadi. (Ef. 1:13)
Keselamatan adalah karena kasih karunia Allah kepada manusia. Allah memberikan anugerah keselamatan kepada manusia karena Allah tahu, tanpa kemurahan-Nya manusia tidak akan bisa selamat karena dosa tetapi Allah sangat mengasihi manusia (Yoh. 3:16) Allah mau kita bisa hidup bersama-Nya, dan barang siapa yan mau percaya beroleh hidup kekal, dan takkan binasa.
Kasih Karunia
 Anugerah atau hadiah itu Cuma Cuma diberikan dari yan atas kepada yang dibawah, yang sesungguhnya mereka tidak layak menerimanya. Demikian juga dari Tuhan kepada kita manusia, yang tidak layak menerima kebaikan Allah. Kasih karunia merupakan sarana Allah dalam:
1.       Penyelamatan manusia berdosa
2.      Persekutuan-Nya dengan manusia berdosa
3.      Perdamaian antara Allah dengan manusia berdosa
Allah menyatakan dengan tegas bahwa keselamatan yang kita peroleh adalah anugerah Allah murni dan mutlak. Kalau masih ada unsur perbuatan manusia, itu artinya bukan lagi anugerah atau kasih karunia . sampai kapanpun, Allah akan tetap menyertai dan menyapa manusia. Pernyataan diri Allah kepada manusia disebut wahyu, sedangkan tanggapan manusia terhadap wahyu disebut iman. Bila wahyu Tuhan tidak ditanggapi oleh manusia, maka tidak ada artinya. Sebaliknya, manusia tidak mungkin beriman tanpa perwahyuan dari Allah.
Makna Beriman
1.       Beriman tidak hanya sekedar tahu atau percaya, melainkan berani melakukan apa yang diketahuinya dan dipercayainya.
2.      Beriman kepada Allah berarti menyerahkan diri secara total kepada kehendak Allah
3.      Penyerahan diri secara total muncul berdasarkan keyakinan bahwa Allah pasti memberikan dan melakukan yang terbaik bagi manusia. Yang dikehendaki Allah semata-mata adalah kebahagiaan dan keselamatan manusia.
4.      Sikap penyerahan diri secara total tersebut memungkinkan manusia tidak tawar menawar apalagi memaksakan kehendaknya, tidak ragu-ragu
Manfaat beriman bagi manusia antara lain: tidak was-was atau khawatir akan hidup yang sedang dijalani, dekat dengan Allah sehingga merasa bahagia, damai, aman, tenang, dan optimis dalam menata hidup. Dengan beriman, kita juga memiliki kekuatan dan keberanian dalam menghadapi masalah-masalah dalam hidupnya. Berikut ini adalah tokoh beriman yang ada dalam alkitab:
1.       Abraham                   : Ia berani meninggalkan tanah airnya dan bersama seluruh keluarganya berjalan menuju tanah terjanji, tanah Kanaan.
2.      Daud                          : Walaupun dipandang kecil, namun ia memiliki iman yang kuat sehingga dapat mengalahkan Gliat yang jauh lebih besar dan kuat.
3.      Bunda Maria                        : Walaupun ia menanggung banyak resiko, ia pasrah dengan sepenuhnya hati kepada kehendak dan rencana Allah.
4.      Yesus Kristus                       : Ia tetap setia pada kehendak Allah walaupun harus menanggung resiko sengsara dan kematia di kayu salib.
Aspek dalam beriman:
1.       Iman adalah rahmat
2.      Iman adalah anugerah
3.      Iman itu personal
4.      Beriman itu proses
5.      Iman berkembang dalam kebersamaan dengan orang lain.
Iman yang mendalam harus tampak dalam perbuatan. Hidup beriman mendalam oleh Rasul Yakobus disebut sebagai hidup beriman dalam kesatuan antara ibadah dan perbuatan (Yak. 1:26). Menurut Rasul Yakobus, hubungan dengan Allah harus menjadi nyata dalam hubungan dengan sesama (Yak 1:19-21). Hal itu juga telah ditegaskan oleh Yesus, “Bukan setiap orang berseru : Tuhan, Tuhan! Akan masuk Kerajaan Surga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku di surga.” (Mat 7:21).


Bab 4 : Mewujudkan Iman Kristiani dalam Hidup sehari hari


Orang beriman Kristiani sejati adalah orang yang hidup dan tindakannya senantiasa diwarnai dan dimotivasi oleh iman Kristianinya, dan bukan sekedar oleh alasan keaamaan yang cenderung lahiriah. Seorang yang beriman Kristiani adalah seorang yang religius, yaitu orang yang selalu menyadarkan hidupnya pada Kristus dan menyadari bahwa seluruh pristiwa hidupnya merupakan karya Kristus yang menyelamatkan.
Sebagai orang beriman Kristiani ia mengakui imannya akan Kristus, menerima dan merayakan sakramen-sakramen sebagai sarana di mana Tuhan ingin menyelamatkan umat-Nya, dalam pimpinan embala-gembala Gereja yang dalam hal ini adalah hierarki.
Iman dan percaya, sama tapi juga berbeda. Iman dan percaya merupakan istilah penting yang menggambarkan hubungan antara umat atau seseorang dengan Allah. Dalam perjanjian baru, kata ‘iman’ merupakan terjemahan dari kata Yunani pistiV (pistis), sedangkan kata ‘percaya’ adalah terjemahan dari kata pisteύω (pisteuoo). Kata-kata ini sudah dipakai dalam Septuaginta, Alkitab Ibrani (Perjanjian Lama) dalam bahasan Yunani, sebagai terjemahan kata Ibrani ¤m’ (aman), yang berarti keadaan yang benar dan dapat dipercayai/ diandalkan. Kata-kata ini dalam Alkitab Ibrani sering digunakan untuk menyatakan rasa percaya kepada Allah dan percaya pada firman-Nya. Percaya pada firman Allah berarti percaya dan menerima apa yang sudah difirmankan-Nya itu. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa istilah iman dan percaya dalam komponen-komponen Alkitab:
·         Percaya dan menerima bahwa sesuatu itu benar
·         Mengandalkan/mempercayakan diri
·         Setia dan taat
Pengertian Iman
Iman adalah penyerahan diri secara total (menyeluruh) kepada kehendak Allah. Iman juga bisa diartikan sebagai hubungan pribadi dengan Tuhan Yesus Kristus. Sifat-sifat iman adalah :
·         Mengatur manusia kepada keselamatan
·         Iman yang hidup
·         Iman yang dihayati dan diamalkan
·         Iman yang berbuah banyak
·         Segala tindakan kita akhirnya merupakan bukti pengungkapan dan perwujudan iman
Aspek-aspek Hidup beriman Kristiani
Pengalaman religius sebagai orang kristiani adalah pengalaman di mana manusia sungguh menghayati karya dan kebaikan Allah yang berpuncak dalam diri Yesus Kristus, dan karena pengalaman itu manusia sampai pada kemauan bebas untuk menyerahkan diri kepada Kristus.
Penyerahan iman adalah jawaban atas wahyu Allah yang telah berkarya. Dengan adanya penyerahan iman oran tidak saja mengakui bahwa Yesus adalah Tuhan tetapi juga mewujudkan tindakan atau perbuatan sesuai dengan ajaran-Nya.
Pengetahuan iman seorang kristiani juga dituntut terus-menerus untuk semakin mampu mempertanggungjawabkan imannya.
Kekhasan iman Kristiani
Kekhasannya terletak pada pribadi Tuhan Yesus Kristus. Tuhan Yesus tidak hanya diimani sebagai nabi ututsan Allah, tetapi juga sebagai ‘perantara antara Allah dan manusia’ . Oleh karena itu, orang yang beriman Kristiani sejati adalah orang yang hidup dan tindakanya diwarnai dan dimotivasi oleh iman Kristiani ini dan bukannya oleh alasan keagamaan yang cenderung lahiriah.
Iman Kristiani dirumuskan secara singkat dalam syahadat. Ada dua jenis syahadat, yakni syahadat panjang dan pendek. Keduanya memiliki inti yang sama, tetapi rumusannya berbeda. Seorang yang beriman Kristiani adalah orang yang religius, yaitu orang yang selalu menyandarkan hidupnya pada Kristus dan menyadari bahwa seluruh peistiwa hidupnya adalah karya Kristus yang menyelamatkan.
Ciri penghayatan hidup beriman yang dipelihara umat Kristiani yang dihimpun dalam Gereja Katolik, adalah:
·         Sakramen Baptis artinya ia dilahirkan kembali dalam Tuhan dan dilantik menjadi anak-anak Allah.
·         Menerima dan merayakan sakramen-sakramen lain sebagai sarana Tuhan untuk menyelamatkan umat-Nya, dalam pimpinan gembala-gembala Gereja yang dalam hal ini adalah hierarki. Sebagai orang beriman Kristiani ia mengakui imannya akan Kristus.
·         Bersatu dalam kasih, doa, pelayanan dan kesaksian (bdk. Lumen Gentium art.14)
Iman dalam Kebersamaan dengan Jemaat
Hidup beriman memperhatikan dua aspek, yaitu aspek pribadi dan aspek sosial. Di satu pihak, iman adalah relasi pribadi kita masing-masin sebagai individu dengan Allah. Di lain pihak, iman kita tidak mungkin dapat berkembang tanpa kehadiran orang lain, entah sebagai pribadi maupun sebagai kelompok/jemaat. Dengan kata, untuk mengembangkan iman, kita membutuhkan dan dibutuhkan oleh orang lain.
·         Kata lain dari jemaat adalah umat, yakni kumpulan orang yang beriman dan percaya kepada Tuhan Yesus Kristus sebagai juru selamat dan penebus. Kumpulan jemaat/umat sering disebut dengan Gereja.
·         Iman kita akan tumbuh dan berkembang karena adanya peran serta umat, baik dalam keluarga, lingkungan, stasi maupun paroki.
·         Jemaat paling dasar adalah keluarga. Oleh karena itu, keluarga sering disebut Gereja MiniMelalui keluarga inilah kita mengenal Allah dari orang tua kita.
Mewujudkan Iman Kristiani dalam Hidup Sehari-hari
Ketaatan beriman : Seorang beriman patuh kepada Allah bukan karena terpaksa atau takut melainkan karena menyadari bahwa Allah merupakan inti dan pusat perhatiannya.
Mencari tahu dan memperdalam iman : Hubungan iman mulai dengan tahap Allah mengundang dan memperkenalkan diri dan ingin membina hubungan dengan manusia. Oleh karena itu, pihak manusia dituntut agar mencari tahu tentang Allah.
Hidup dari iman : Seorang beriman selayaknya hidup berdasarkan pola imannya dan hidup di jalan iman.
Mempertahankan dan menyebarkan iman : Seorang beriman yang tidak akan tinggal diam, melainkan terdorong untuk berbicara tentang Tuhan serta maksud dan rencana-Nya.
Hidup beriman merupakan proses yang berjalan sepanjang hayat untuk menanggapi sapaan dari wahyu Allah. Oleh karena itu, karya keselamatan Allah perlu terus menerus ditanggapi tanpa henti.
·         Iman senantiasa perlu dipupuk dan dikembangkan agar dapat tumbuh dan berkembang serta menghasilkan buah-buah keselamatan, baik bagi diri sendiri dan orang lain.
·         Dalam pengalaman banyak orang menunjukan bahwa oran mudah jatuh ke dalam dosa, karena imannya yang lemah. Sebaliknya iman yang kuat mampu membentengi dengan kokoh dalam melawan berbagai bentuk tantangan zaman.
·         Untuk menghadapi tantangan zaman yang majun hebat dewasa ini, satu-satunya jalan adalah dengan memperkokoh iman kita sendiri. Iman yang kuat harus tampak dalam buah-buahnya, seperti kata Paulus dalam suratnya di Filipi.
Nasihat Paulus (Flp 1:27-30)
1.       Kehidupan kita sebagai orang beriman Kristiani harus “berpadanan dengan Injil Tuhan Yesus Kristus’, artinya hidup kita harus sejalan atau berdasarkan nilai-nilai Kerajaan Allah yang diwartakan oleh Tuhan Yesus.
2.      Bila hidup beriman kita sudah berpadanan dengan Injil Tuhan Yesus Kristus, maka kita mempunyai kekuatan yang besar dalam menghadapi berbagai macam tantangan yang ada.
3.      Orang yang hidupnya berpadanan pada Injil Tuhan Yesus Kristus tidak hanya percaya akan apa yang diajarkan oleh Yesus Kristus tapi juga bertindak seperti Kristus, yakni berani melakukan apa pun yang baik dan benar, sekalipun nyawa taruhannya.
Kebiasaan Gereja yang dilakukan untuk mewujudkan, mengembangkan dan memperdalam iman antara lain :
·         Berhimpun gereja pada hari Minggu untuk merayakan Ekaristi
·         Aktif terlibat dalam lingkungan, wilayah dan Paroki
·         Terlibat secara aktif dalam kehidupan masyarakat
·         Terlibat dalam kehidupan jemaat setempat
·         Rajin membaca Kitab Suci
·         Melaksanakan Ibadat Harian (Membaca kisah tokoh-tokoh beriman, sebagai inspirasi untuk berkembang
·         Rajin dan setia berdoa secara pribadi
·         Berpuasa dan berpantang yang telah ditentukan
·         Memeriksa batin dan menerima Sakramen Rekonsiliasi (Tobat)

Bab 5 : Hak dan Kewajiban sebagai Anggota Gereja


Arti Warga Masyarakat
Istilah masyarakat menurut ilmu sosiologi adalah keseluruhan yang konkrit historis dan segala hubungan timbal balik antara manusia dan macam-macam kelompok.
Masyarakat tersusun atas bermacam-macam kelompok, organisasi dan anggota sebagaimana status dan peranan yang berbeda-beda. Oleh karena itu, mereka harus diatur secara aktif dan adil.  
Sebagai makhluk sosial , manusia membutuhkan masyarakat demi perkembangannya. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, masyarakat adalah sejumlah manusia dalam arti yang seluas-luasnya dan terikat oleh kebudayaan tertentu.
Hak-hak warga Negara menurut UUD 1945       
·         Hak untuk hidup
·         Hak memilih (Hak aktif) dan dipilih (Hak pasif)
·         Kebebasan memeluk agama, kemerdekaan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaan
·         Hak untuk mendapat perlindungan dan perlakuan yang sama dalam hukum dan pemerintahan
·         Mendapat pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
·         Hak untuk mendapatkan rasa aman
·         Ikut serta dalam usaha pembelaan negara
·         Hak untuk mendapatkan pendidikan dan hak untuk mengeluarkan pendapat
Kewajiban sebagai anggota masyarakat              
·         Memelihara kemanan
·         Menjaga ketertiban umum
·         Mengupayakan kesejahteraan
·         Memelihara kebersamaan dan kerukunan demi keharmonisan hidup bersama
·         Membayar pajak
·         Menjunjung hukum dan pemerintahan
·         Setia membela negara
·         Menghormati dan memajukan kebudayaan nasional
·         Memberikan suara dalam pemilihan hukum
Ajaran Kitab Suci
Pada Matius 17 : 24-27, Tuhan Yesus mrngajarkan agar setiap warga negara membayar pajak pada kaisar
Pada Matius 22 : 15-22, Tuhan Yesus menunjukan bahwa melaksanakan kewajiban merupakan perwujudan iman pada Allah.
Gereja sangat peduli dengan siyuasi dan perkembangan masyarakat.
Ajaran Tradisi Gereja
Menurut Gaudium et Spes art. 22 disebutkan jika, “pertumbuhan pribadi manusia dan perkembangan masyarakat saling bergantung.”
Dalam Gaudium et Spes art. 1 disebutkan jika, “kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan orang-orang zaman sekarang, terutama kaum miskin dan siapa saja yang menderita, merupakan kegembiraan dan harapan, duka dan kecemasan para murid Yesus juga.’
Oleh karena itu, setiap warga Gereja dipanggil untuk melayani dan berperan aktif dimasyarakat.
Para Pemimpin Masyarakat
Setiap membentuk suatu kelompok  pasti akan membutuhkan seorang pemimpin yang dapat melayani anggotanya.
·         Pemimpin yang ideal adalah pemimpin yang mempunyai pemikiran cerdas, bertindak bijaksana, tidak memihak, mengutamakan kepentingan umum
·         Pemimpin menurut Ki Hajar Dewantara adalah pemimpin yang selalu ‘tut wuri handayani’, ia penuh inistiatif untuk menggerakan dan mendukung anak buahnya.
·         Pemimpin yang baik akan menghasilkan karya-karya yang mengaggumkan karena didukung dengan kerja keras, kedisplinan dan sadar akan perannya.
·         Pemimpin yang baik menurut Tuhan Yesus adalah orang yang rela berkorban demi kepentingan banyak orang (Yoh. 10:1-18, gembala yang baik akan mengenal domba-dombanya)
·         Pemimpin palsu atau pemimpin gadungan adalah pemimpin yang lari ketika masyarakat dalam kesulitan dan membutuhkannya.
·         Pemimpin yang baik akan mengenal dan dikenal oleh rakyat/anak buahnya, sehingga ia akan mengetahui anak buahnya, maka ia akan memberikan pelayanan sesuai dengan kebutuhan anak buah/rakyatnya.
·         Pemimpin menurut Tuhan Yesus adalah pemimpin yang menjadi abdi/pelayan banyak orang, melaksanakan hal-hal yang dibutuhkan dan diharapkan banyak orang.
Kebebasan yang Bertanggung jawab
Setiap orang Kristiani harus memiliki sifat positif dan sportif terhadap sesama warga masyarakat, memiliki kasih kepada sesamanya dan hormat kepada pemimpin yang menjamin ketertiban dalam masyarakat. Maka bila melakukan sesuatu hendaknya memikirkan perasaan orang lain.
Maksud kebebasan yang bertanggung jawab adalah kebebasan untuk melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi orang lain sesuai dengan niat dan bakat masing-masing, dan dihayati berdasarkan peran suara hati yang benar, sehingga kita harus dapat membina hati secara terus menerus.
Cara untuk membina suara hati : refleksi diri, mawas diri, banyak membaca buku-buku rohani, rajin berdoa, merenungkan isi kitab suci, melaksanakan bisikan suara hati, mendenarkan kotbah digereja secara langsung, di TV, radio dan VCD.

sumber: buku cetak agama katolik kelas 9 kurikulum 2013

0 comments:



Post a Comment